15 Tips Investasi untuk Pemula agar Sukses dan Terhindar dari Berbagai Risiko

Sarah W

Memilih Investasi Aset Finansial yang Diawasi oleh OJK
Foto: Ngampol7380/Elements Envato

Pelajari berbagai tips investasi untuk pemula agar sukses dan terhindar dari berbagai risiko dengan panduan praktis ini.

Memulai investasi bisa menjadi langkah penting menuju kebebasan finansial, tetapi bagi pemula, hal ini bisa terasa menakutkan dan penuh risiko. Dengan begitu banyak pilihan dan informasi yang tersedia, penting untuk memiliki panduan yang jelas dan praktis.

Artikel ini akan memberikan aneka tips investasi untuk pemula yang tidak hanya membantu Anda sukses, tetapi juga melindungi Anda dari berbagai risiko yang mungkin muncul di sepanjang perjalanan investasi Anda.

Panduan untuk Pemula Bagi Investasi

Ketika baru memulai, banyak investor pemula yang merasa kebingungan tentang bagaimana cara memulai investasi yang tepat.

Oleh karena itu, kami menyediakan beberapa panduan investasi khusus untuk pemula yang dapat kamu ikuti, agar kamu dapat memulai dengan lebih percaya diri!

1. Menetapkan Tujuan Investasi

Menetapka
Foto: Fotodestock/Elements Envato

Langkah pertama sebelum berinvestasi adalah menetapkan tujuan dari investasi itu sendiri. Apakah tujuannya untuk mempersiapkan dana darurat, merencanakan liburan keluarga, menikah di usia 28 tahun, membeli kendaraan pribadi, atau bahkan membantu biaya haji orang tua?

Menetapkan tujuan ini penting agar kamu memiliki komitmen kuat dalam mencapai apa yang kamu inginkan. Tanpa tujuan yang jelas, kamu mungkin akan kehilangan motivasi, tidak konsisten dalam berinvestasi, dan bingung dalam mengalokasikan dana investasi.

2. Menghitung Alokasi Dana untuk Investasi

Setelah tujuan investasi jelas, langkah selanjutnya adalah menghitung berapa banyak dana yang perlu dialokasikan untuk mencapai tujuan tersebut dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Sebagai contoh, jika kamu berencana untuk membayar uang muka rumah sebesar Rp75 juta dalam tiga tahun mendatang, pertama-tama periksalah berapa banyak dana yang sudah kamu miliki saat ini.

Berdasarkan jumlah tersebut, kamu bisa mengestimasi berapa banyak dana yang harus kamu tabung setiap bulannya. Ini akan membantu kamu lebih konsisten dalam menyisihkan uang untuk investasi rumah impianmu.

3. Menyesuaikan Investasi dengan Profil Risiko

Menyesuaikan Investasi dengan Profil Risiko
Foto: Mohamed Hassan/Pixabay

Penting bagi investor pemula untuk menyesuaikan pilihan investasinya dengan profil risiko mereka. Untuk tujuan investasi dengan jangka waktu pendek dan mengutamakan keamanan, reksa dana pasar uang adalah pilihan yang baik.

Jenis investasi ini cocok untuk mereka yang ingin menyiapkan dana darurat atau berinvestasi dalam jangka waktu 1-2 tahun. Bagi kamu yang bersedia mengambil risiko lebih besar dan berorientasi pada investasi jangka panjang, reksa dana saham bisa menjadi pilihan.

Walaupun risikonya tinggi, reksa dana saham menawarkan potensi imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan reksa dana lainnya dalam kurun waktu 5-10 tahun.

Sementara itu, untuk investor dengan profil risiko moderat yang berencana berinvestasi dalam jangka waktu menengah hingga panjang, reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran bisa menjadi alternatif.

Jenis reksa dana ini dapat diandalkan untuk tujuan seperti menabung untuk liburan, biaya pernikahan, atau uang muka pembelian rumah.

4. Memahami Dasar-dasar Investasi

Memulai investasi juga berarti memahami berbagai istilah dalam dunia keuangan. Sebelum berinvestasi, penting bagi kamu untuk mengerti tentang konsep-konsep seperti toleransi risiko, tipe investor, imbal hasil, dan diversifikasi.

Pengetahuan ini sangat berguna dalam membantu kamu membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan bijaksana.

5. Menyisihkan Dana Khusus untuk Investasi

Menyisihkan Dana Khusus untuk Investasi
Foto: Maitree Rimthong/Pexels

Mengingat setiap jenis investasi memiliki risiko yang berbeda-beda, sangat penting untuk menggunakan dana khusus yang disiapkan untuk berinvestasi, terutama bagi pemula yang masih belajar tentang dunia investasi.

Dana ini sering disebut sebagai “uang dingin,” yang dapat digunakan untuk mengawali pengalaman di dunia investasi tanpa mengganggu keuangan pribadi.

6. Mengembangkan Pengetahuan Investasi

Jangan pernah berhenti untuk mengumpulkan informasi dan belajar tentang berbagai metode investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko kamu.

Biasakan diri untuk mengikuti berita ekonomi dan keuangan agar lebih paham dan bisa menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan pasar. Informasi terkini sangat penting, terutama bagi investor yang tertarik pada produk saham.

7. Memulai Investasi Sedini Mungkin

Memulai Investasi Sedini Mungkin
Foto: Mohamed Hassan/Pixabay

Waktu merupakan faktor kunci dalam investasi. Memulai investasi di usia muda akan membuat proses pencapaian tujuan keuangan di masa depan menjadi lebih mudah.

Sesuaikan durasi waktu investasi, profil risiko, modal awal, dan komitmen investasi bulanan sesuai dengan rencana keuangan kamu. Dengan mengatur aspek-aspek ini, diharapkan rencana investasi kamu akan lebih terarah dan efektif.

8. Menetapkan Durasi dan Target Dana Investasi

Menentukan durasi investasi sangat penting karena akan mempengaruhi jumlah uang yang harus diinvestasikan serta pilihan instrumen investasi untuk mencapai target dana yang diinginkan.

Semakin singkat durasi investasi, nominal yang perlu disisihkan setiap bulan umumnya akan lebih besar, dan biasanya akan memilih instrumen yang lebih stabil atau memiliki volatilitas rendah.

Misalnya, Mandy berusia 25 tahun ingin berinvestasi untuk tujuan umrah dengan target dana 30 juta Rupiah dalam waktu 5 tahun, dia bisa memulai dengan menyisihkan kurang dari Rp500,000 per bulan melalui Reksa Dana Pasar Uang.

Namun, jika Mandy ingin mencapai tujuan dalam waktu 3 tahun, dia perlu menyisihkan lebih dari Rp500,000 per bulan dengan menggunakan instrumen investasi yang sama.

9. Konsistensi dalam Mengalokasikan Dana Investasi

Konsistensi dalam Mengalokasikan Dana Investasi
Foto: FabrikaPhoto/Elements Envato

Idealnya, alokasi untuk investasi bisa berkisar antara 10% hingga 30% dari pendapatan bulananmu. Pastikan bahwa alokasi ini tidak mengganggu kebutuhan sehari-hari, pembayaran cicilan, atau dana darurat.

Ingat, investasi selalu memiliki risiko dan keuntungan. Oleh karena itu, jangan sampai ketika risiko itu muncul, kondisi keuanganmu terganggu. Bagi investor pemula, mulailah dengan persentase alokasi yang membuatmu nyaman dan pertahankan konsistensi alokasi tersebut.

Jadikan aktivitas investasi sebagai kebiasaan yang menyenangkan dan dengan bertambahnya penghasilan serta pengetahuan, kamu bisa meningkatkan alokasi investasi secara bertahap.

10. Memilih Platform Investasi yang Sesuai

Pilihlah platform investasi yang mudah digunakan, terpercaya, dan sesuai dengan kebutuhanmu. Saat ini ada banyak pilihan platform yang menyediakan berbagai instrumen investasi, dari reksa dana hingga saham.

Memilih platform yang tepat dapat membantu kamu mengelola investasi dengan lebih efisien dan efektif.

11. Memulai Investasi Secara Tidak Langsung

Memulai Investasi Secara Tidak Langsung
Foto: Karolina Kaboompics/Pexels

Meskipun pasar modal sering dikaitkan dengan saham, ada juga produk lain seperti Obligasi dan Reksa Dana yang layak dipertimbangkan. Bagi investor pemula yang masih ragu untuk bertransaksi saham, memulai investasi melalui Reksa Dana adalah pilihan yang bijaksana.

Dengan bantuan Manajer Investasi, kamu dapat memilih dari berbagai jenis Reksa Dana, mulai dari Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran, hingga Reksa Dana Saham yang lebih berisiko.

Setelah merasa lebih paham dan nyaman dengan Reksa Dana, kamu dapat mulai mencoba investasi langsung seperti Obligasi Ritel dan Saham.

Selanjutnya, mungkin bahkan bisa mulai mempertimbangkan untuk mengembangkan bisnis riil dan bermitra dengan bisnis yang sesuai dengan visi kamu.

12. Menelaah Berbagai Alternatif Investasi dan Aspeknya dengan Teliti

Sebelum memilih instrumen investasi, sangat penting untuk memahami semua aspek terkait, termasuk tingkat risiko dan potensi imbal hasil. Misalnya, jika kamu memiliki profil risiko yang rendah, pilihlah emiten atau instrumen dengan volatilitas rendah yang bersifat konservatif.

Jika target kamu adalah mencapai imbal hasil sebesar 7%, pastikan untuk meneliti apakah instrumen tersebut bisa memenuhi ekspektasi tersebut.

Jangan mengabaikan proyeksi dari para ahli mengenai perkembangan ekonomi dan bisnis yang dapat diintegrasikan dengan tujuan investasimu. Memang banyak yang harus dipelajari, tetapi ingat, investasi seharusnya merupakan aktivitas yang menyenangkan.

Bagi pemula, yang penting adalah mau memulai; cobalah mulai dari instrumen yang konservatif atau dengan nominal yang lebih kecil.

13. Memilih Investasi Aset Finansial yang Diawasi oleh OJK

Memilih Investasi Aset Finansial yang Diawasi oleh OJK
Foto: Ngampol7380/Elements Envato

Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi, banyak lembaga keuangan baru bermunculan di Indonesia. Bagaimana memilih mitra investasi yang tepat?

Dalam industri pasar modal, penting untuk memilih lembaga keuangan yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pastikan kamu memilih perusahaan yang memiliki izin resmi dan diawasi oleh OJK.

Informasi terbaru mengenai perusahaan efek yang legal dapat ditemukan di situs resmi OJK. Selain legalitas, penting juga untuk memahami rekam jejak, kepemimpinan, dan pengalaman perusahaan dalam pasar modal Indonesia. Pilihlah yang memiliki reputasi baik.

14. Jangan Menaruh Semua Telur dalam Satu Keranjang

Bagi investor pemula, mempelajari satu instrumen investasi saja sudah terasa cukup menantang, apalagi jika harus mempelajari banyak untuk tujuan diversifikasi.

Namun, tidak perlu buru-buru; semuanya dapat dilakukan secara bertahap. Contoh, Mandy yang memiliki profil risiko konservatif, memulai investasinya dengan Reksa Dana Pasar Uang.

Setelah tiga bulan berinvestasi rutin setiap gajian, Mandy mulai memahami dan percaya diri untuk diversifikasi ke instrumen pertamanya, yaitu Obligasi Negara (SBN) yang aman karena dijamin oleh pemerintah.

Selanjutnya, setelah berpengalaman dengan Reksa Dana dan SBN, Mandy beralih ke Saham, dengan mempelajari indeks LQ45 dan memilih saham blue chip seperti BBRI dan ICBP. Inilah perjalanan investasi Mandy, yang dilakukan secara bertahap sesuai profil risikonya.

15. Potensi Keuntungan Harus Sejalan dengan Potensi Risiko

Potensi Keuntungan Harus Sejalan dengan Potensi Risiko
Foto: Mohamed Hassan/Pixabay

Saat memulai investasi, alami bagi setiap orang ingin meraih keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, tawaran investasi dengan keuntungan tinggi umumnya juga berisiko tinggi.

Sebagai contoh, saham memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Reksa Dana Pasar Uang, tetapi juga memiliki risiko fluktuasi harga yang lebih besar.

Oleh karena itu, potensi keuntungan dari sebuah investasi harus selalu diimbangi dengan pemahaman tentang risiko yang terlibat. Jadi, jika ada tawaran investasi dengan keuntungan besar dan risiko minimal, sebaiknya kamu bersikap kritis dan waspada.

Dengan memahami dan menerapkan aneka tips investasi ini, pemula dapat memulai perjalanan investasi mereka dengan lebih percaya diri dan bijaksana. Investasi yang sukses membutuhkan disiplin, pengetahuan, dan kesabaran.

Selalu lakukan riset mendalam dan jangan ragu untuk mencari nasihat dari profesional jika diperlukan. Semoga panduan ini membantu Anda mencapai tujuan keuangan dan menghindari jebakan umum dalam dunia investasi. Selamat berinvestasi dan semoga sukses!

Bagikan:

Tags